Bahkan ada penelitian ilmiah ternyata cerita yang mendominasi dan berkembang pada suatu negara akan menjadi sebuah karakter atau watak dalam kurun waktu 20 tahun kemudian.
Sebagai contoh adalah negeri jepang. Sejak kecil anak-anak jepang telah dikenalkan dengan semangat samurai yang pantang menyerah dan kegagalan merupakan suatu yang sangat memalukan. Itulah yang menjadikan orang jepang selalu bersemangat dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Eropa dan Amerika yang dulu juga memiliki kasus yang sama tetapi sedikit berbeda dan bergeser untuk saat itu orang-orang eropa dan amerika sering diberi cerita masa depan.
Menciptakan atau memunculkan sesuatu yg belum ada lewat cerita yang pada akhirnya membuat anak berimajinasi dan akhirnya memunculkan inovasi dan ide untuk menciptakanya. Maka wajarlah dahulu di eropa dan amerika banyak bermunculan para penemu.
Sedang negeri kita Indonesia adalah cerminan cerita masa lalu. Lihat 20 atau 30 tahun yang lalu. Cerita apakah yang mendominasi di negeri ini hingga banyak mental koruptor, mental sadis, mental porno, mental penakut, mental horor, mental tempe alias cepat menyerah, mental instan, dsb. Jawablah dengan mengingat cerita apa sekitar 20/30 tahun yang lalu yang sering kita dengar.
Coba saya bantu jawab : ingat cerita kancil lewat tutur orang-orang dulu, ingat cerita mistis "maaf" suzana, mak lampir, nini pelet, yang dikemas di televisi maupun radio, ingat film peri yang menjadi kebanggaan waktu itu, ingat film komedi terlaris yang sering memunculkan pikiran mesum para pemainnya yang hampir selalu ada wanita seksi dalam ceritanya. Tetapi alhamdulillah dahulu telah ada segelintir orang yang peduli dan membentengi. Itu dulu yang menjadi gambaran sekarang
Apa jadinya bangsa ini ke depan jika tak ada yang mau peduli untuk turut membentengi, membangun karakter bangsa ini. Lihatlah realita sekarang, lihatlah kuatnya pengaruh media dalam bercerita, kekerasan menjadi hal biasa, saling menghina jadi bahan cerita lawakan, cerita-cerita para petinggi dan pejabat yg korupsi jadi tontonan sehari-hari, berani mendebat dan tidak menghormati orang tua jadi hal wajar, pacaran ala anak SD dan SMP seolah lumrah.
Saya sebagai seorang pendidik rasanya malu jika tidak turut ambil bagian dalam membangun karakter bangsa ini. Geregetan......adalah kata terakhir sy...... ^_^
Menciptakan atau memunculkan sesuatu yg belum ada lewat cerita yang pada akhirnya membuat anak berimajinasi dan akhirnya memunculkan inovasi dan ide untuk menciptakanya. Maka wajarlah dahulu di eropa dan amerika banyak bermunculan para penemu.
Sedang negeri kita Indonesia adalah cerminan cerita masa lalu. Lihat 20 atau 30 tahun yang lalu. Cerita apakah yang mendominasi di negeri ini hingga banyak mental koruptor, mental sadis, mental porno, mental penakut, mental horor, mental tempe alias cepat menyerah, mental instan, dsb. Jawablah dengan mengingat cerita apa sekitar 20/30 tahun yang lalu yang sering kita dengar.
Coba saya bantu jawab : ingat cerita kancil lewat tutur orang-orang dulu, ingat cerita mistis "maaf" suzana, mak lampir, nini pelet, yang dikemas di televisi maupun radio, ingat film peri yang menjadi kebanggaan waktu itu, ingat film komedi terlaris yang sering memunculkan pikiran mesum para pemainnya yang hampir selalu ada wanita seksi dalam ceritanya. Tetapi alhamdulillah dahulu telah ada segelintir orang yang peduli dan membentengi. Itu dulu yang menjadi gambaran sekarang
Apa jadinya bangsa ini ke depan jika tak ada yang mau peduli untuk turut membentengi, membangun karakter bangsa ini. Lihatlah realita sekarang, lihatlah kuatnya pengaruh media dalam bercerita, kekerasan menjadi hal biasa, saling menghina jadi bahan cerita lawakan, cerita-cerita para petinggi dan pejabat yg korupsi jadi tontonan sehari-hari, berani mendebat dan tidak menghormati orang tua jadi hal wajar, pacaran ala anak SD dan SMP seolah lumrah.
Saya sebagai seorang pendidik rasanya malu jika tidak turut ambil bagian dalam membangun karakter bangsa ini. Geregetan......adalah kata terakhir sy...... ^_^
tulisan By Kak Aris
Artikel sebelumnya :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar